Kesukaan
orang terhadap ikan hias terkadang aneh. Beberapa diantaranya gemar mengkoleksi
ikan ekstrim, salah satunya ikan berkepala buaya Alligator Spatula. Minimnya
pengawasan dan pengetahuan akan ikan, menjadikan ikan ini terlepas dan kini
menjadi bahaya invasif. Oleh karena itu, masyarakat perlu mengenali Alliggator Spatula beserta bahayanya bagi perikanan.
Ikan aligator termasuk ikan purba.
Bersama dengan Amia
calva, aligator di kenal sebagai 2 kelompok ikan Holostei yang berhasil
hidup mencapai zaman modern ini. Ikan tersebut mencapai puncaknya pada periode
jurassic sampai engan awal periode kereta.menurut catatan fosil, ikan aligator
yang hidup sekarang sangat mirip dengan nenek moyangnya yang hidup 75
juta tahun yang lalu. Salah satu penyebab spesies ikan tersebut dapat bertahan
hidup sampai zaman modern ini adalah kemampuannya bernafas di air dan di udara.
Ikan ini memiliki bentuk tubuh
silindris memanjang menyerupai torpedo. Sirip punggung dan sirip dubur aligator
terletak pada bagian belakang tubuh pada posisi hampir berlawanan. Mulutnya
bermoncong panjang mirip buaya. Oleh karena itu, ikan ini disebut ikan buaya.
Ikan yang bergigi tajam ini dilindungi sisik yang berfungsi sebagai perisai.
Sisiknya merupakan ganoid berbentuk intan yang saling bertaut.
Ikan aligator umumnya berwarna coklat
atau kehijauan pada bagian atas tubuhnya. Bagian bawah tubuhnya yaitu didaerah
perut berwarna agak terang. Warna daging aligator kemerahan, sedangkan telur
berwarna kehitaman. Menurut informasi daging ikan aligator dapat dimakan
sedangkan telurnya yang berbentuk bulat sangat beracun bagi manusia, hewan dan
unggas air.
Ikan aligator jantan memiliki testis
sedangkan ikan betina memiliki ovarium. Ikan ini memiliki jantung, hati, ginjal
dan saluran pencernaan. Pada ikan betina hati sangat penting untuk pembentukan
bakal kuning telur. Ikan aligator agak sukar dibedakan antara jantan dan
betina. Perbedaannya akan terlihat bila sudah mencapai kematangan gonad. Ikan
tersebur dibedakan berdasarkan pengamatan pada morfologi tubuh. Induk betina
perutnya menonjol, lebih lunak, dan besar. Sementara induk jantan biasanya
lebih ramping.
Setidaknya ada 4 jenis ikan alligator yang biasa
dijual di beberapa toko ikan hias, mulai dari jenis Spotted Gar (Lepisosteus
Oculatus), Longnose Gar (Lepisosteus Osseus), Spotnose Gar (Lepisosteus
Platostomus), Aligator Gar (Lepisosteus Tristoechus).
Alligator Gar secara bentuk benar-benar
eksotis dan benar-benar mirip dengan buaya. Panjangnya sendiri bisa mencapai
ukuran jumbo. Saya sendiri pelihara hingga sekarang sampai ukuran 1,25 meter,”
ungkapnya.
Ikan
Aligator tidak sama dengan buaya atau aligator di. Disebut Ikan Aligator karena
bentuknya mirip buaya. Di daerah asalnya Ikan Aligator yang pada sistematika
dimasukkan ke dalam keluarga Lepisosteussidae ini di kenal sebagai gar fish. Ia
hidup liar di benua Amerika di perairan Sungai Mississippi hingga Rio Grande
Del Norte yang bermuara ke Teluk Meksiko.
Di habitat aslinya ikan aligator
lebih banyak berdiam diri di dasar sungai yang berair dangkal atau di sela-sela
tumbuhan rawa. Ikan Aligator yang dalam kondisi biasa mempunyai gerakan lamban
seperti ikan malas akan berubah gesit kala memangsa ikan hidup yang telah
ditarget sebagai mangsanya, sebagaimana seekor buaya atau Aligator memangsa
buruannya.
Kasus
Jatiluhur
Meskipun
eksotis dan menarik karena mirip dengan buaya alligator, ternyata ikan ini
berbahaya! Ikan aligator di anggap berbahaya karena bisa merusak sumber daya
perairan. Ikan jenis ini memangsa ikan jenis lain yang berukuran lebih kecil.
Di
beberapa daerah sudah sering dilaporkan penemuan ikan jenis ini dan membuat
geger penduduk. Bahkan ikan ini sempat disangka hewan jadi-jadian di satu
daerah tertentu. Puncaknya terjadi di Waduk Jatiluhur, Purwakarta ikan
ini dilaporkan pernah menyerang manusia Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan
setempat Herry Hermawan, penemuan ikan itu sudah lama berada di Waduk
Jatiluhur.
Diungkapkan
oleh masyarakat bahwa ikan aligator sempat ditangkap oleh nelayan di waduk,
panjangnya mencapai 1 meter. Awalnya ikan itu milik salah satu pengusaha
budidaya disini. Karena dilarang, pengusaha pergi ke Jakarta dan semua dibawa.
Nampaknya ada 6 ikan alligator yang tersisa di karamba dan terlepas.
Dinas
Kelautan dan Perikanan Purwakarta menggandeng nelayan untuk memburu ikan
predator ini dengan peralatan khusus. Pengetahuan mengenai ikan predator ini
pun selalu disosialisasikan oleh dinas setelah ditemukannya ikan.
Begitu
pula dengan petugas, akan melakukan penyelidikan. Terkait dengan siapa yang
memelihara ikan tersebut. Pasalnya, jika tak ada yang memelihara, tidak mungkin
ikan tersebut ada di perairan Waduk Jatiluhur.
Menurut
Kepala Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan di Balitbang
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Fayakun ikan invasif seperti ikan alligator
ini sangat berbahaya bobot ikan aligator yang lepas di Jatiluhur mencapai 60
kilogram.
Sifat
ikan alligator itu, mereka tahan untuk tidak makan berhari-hari. Namun bila di
tempat tersebut tersedia banyak makanan, ikan aligator akan makan
sebanyak-banyaknya. Dan perbandingan bobot tubuh dengan makan bisa mencapai 1
:10. Dengan kata lain, ikan ini bisa makan mencapai 600 kilogram ikan kecil.
Dengan
porsi makan yang rakus seperti ini, bisa dipastikan ikan dalam Waduk Jatiluhur
atau lokasi lain bisa terancam. Apalagi jika lokasi tersebut menjadi lokasi
budidaya ikan lain, kerugian ekonomi pun tak bisa terhindari.
Pendapat
hampir serupa juga diungkapkan oleh Sulistiyono, peneliti senior dari Institut
Pertanian Bogor, perkembangan pesat dari ikan alligator ini disebabkan tidak
adanya predator alaminya. Berbeda dengan di Sungai Amazon yang masih terdapat
banyak predator alami dari ikan alligator ini.
Sekali
berkembang biak, ikan ini bisa bertelur hingga 400 butir dan 10 % diantaranya
menjadi ikan alligator dewasa. Usianya sendiri tergolong cukup panjang, bisa
mencapai puluhan tahun.
Mengenai penyerangan terhadap
manusia, bisa terjadi apabila dalam waduk sudah tidak terdapat ikan
mangsaannya. Oleh karena itu, pemilik ikan yang menangkarkannya di waduk juga
harus diusut dan bertanggung jawab.
Solusi
jangka pendeknya harus ditangkap bekerja sama dengan nelayan, karena tidak ada
jalan lain. Penangkapannya pun bisa dilakukan pada malam hari karena ika ini
bersifat nokturnal, atau berkeliaran di malam hari. Pinggiran waduk menjadi
tempat favoritnya karena banyak sumber makanan mulai dari ikan hingga cacing.
Jangka panjangnya, pemerintah harus segera mengeluarkan aturan
impor dari ikan hias predator seperti ini. Penghobi juga harus disosialisasikan
mengenai berbahayanya ikan asing karnivora yang masuk ke Indonesia karena bisa
menjadi hama. Penghobi harus bisa menjaga ikan tersebut apabila menggunakannya
sebagai ikan hias, apalagi sampai membudidayakannya sembarangan.
SUMBER:
https://fachrisuryari.wordpress.com/2013/02/17/budidaya-ikan-aligator/
Thanks for info, jangan lupa kunjungi website kami https://bit.ly/2MnNWVl
ReplyDelete